Jumat, 21 Desember 2012

SINGKONG, PENGGERAK KENDARAAN BERMOTOR

SINGKONG, PENGGERAK KENDARAAN BERMOTOR

Tadi siang saya membeli gorengan, saya membeli bakwan, tahu  goreng dan singkong goring. Ngomong- ngomong tentang singkong, saya jadi ingat tentang tugas softskill yang harus saya buat. Temanya tentang energy  konvensional, non konvensional dan alternative.  Setelah diingat-ingat, dulu saya pernah mempelajari tentang energy alternative dan salah satu sumbernya berasal dari singkong. Mungkin bagi sebagian orang banyak bertanya, singkong bias digunakan sebagai sumber alternative? Tentu saja bisa. Berikut uraiannya.
Gasohol, bahan bakar alternatif untuk otomotif ini, sebenarnya sudah dikembangkan sejak lama di Balai Besar Teknologi Pati BPPT, Lampung. Seluruh peralatan pengolahan singkong ini, merupakan hibah dari pemerintah Jepang tahun 1983 lalu. Gasohol terbuat dari hasil olahan singkong atau ubi kayu. Jenisnya cukup akrab dikenal masyarakat, yaitu jenis singkong racun Tanaman ini dipilih karena selain menanamnya mudah, kadar pati singkong cukup tinggi, 28 sampai 30 persen. Di panen setelah mencapai usia tanam 9 bulan. Di proyek percontohan ini, singkong-singkong tersebut diproses menjadi ethanol, hingga kadar alkoholnya mencapai angka 99,5 % atau bioetanol fuel grade. Selanjutnya dicampur dengan bensin biasa atau premium, dengan perbandingan bensin 90 persen, etanol 10 persen.
Hasil campuran bensin dengan bio-etanol inilah yang kemudian diberi nama dengan gasohol bio-etanol 10% atau disingkat Gasohol Be-10 atau cukup disebut dengan gasohol. Sebagai aditif atau substitusi bahan bakar otomotif, campuran etanol fuel grade dengan bensin ini, bisa mencapai angka 20 %, tanpa harus mengubah mesin yang sudah ada. Dari uji coba yang telah dilakukan, diperoleh beberapa keunggulan. Gasohol mengandung oksigen yang membuat pembakaran lebih sempurna dan lebih ramah lingkungan karena asap pembuangan tidak hitam.
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, India, China dan Thailand, telah menggunakan gasohol sebagai bahan bakar. Rata-rata kandungan bio-etanolnya sebesar 10persen. Hanya Brasil yang menggunakan 20 persen bio etanol sebagai campuran. Di Indonesia sendiri, sejak diluncurkan, Menristek mencanangkan penggunaan gasohol sebagai bahan bakar masih terbatas pada kendaraan dinas pemerintah. Di Indonesia sendiri, sejak diluncurkan, Menristek mencanangkan penggunaan gasohol sebagai bahan bakar masih terbatas pada kendaraan dinas pemerintah
Potensi alam Indonesia dan kekayaan hayatinya, masih terbuka lebar untuk dikembangkan menjadi bahan bakar alternatif. Penyediaan bahan baku seperti singkong misalnya, dapat dilakukan rakyat sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan. Dan lahan-lahan kosong yang masih banyak dijumpai, dapat termanfaatkan dengan tepat guna.
Cadangan sumber energi dalam negeri makin menipis. Selain terancam punah, harga bahan bakar minyak dari fosil ini tiap tahun selalu naik. Untuk mendukung program langit biru, sudah saatnya Indonesia memberi perhatian lebih pada pengembangan sumber energi bahan bakar alternatif dari tanaman yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui, dengan harapan kelak industri dalam negeri, mampu menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar