SINGKONG,
PENGGERAK KENDARAAN BERMOTOR
Tadi
siang saya membeli gorengan, saya membeli bakwan, tahu goreng dan singkong goring. Ngomong- ngomong
tentang singkong, saya jadi ingat tentang tugas softskill yang harus saya buat.
Temanya tentang energy konvensional, non
konvensional dan alternative. Setelah diingat-ingat,
dulu saya pernah mempelajari tentang energy alternative dan salah satu
sumbernya berasal dari singkong. Mungkin bagi sebagian orang banyak bertanya,
singkong bias digunakan sebagai sumber alternative? Tentu saja bisa. Berikut uraiannya.
Gasohol, bahan bakar
alternatif untuk otomotif ini, sebenarnya sudah dikembangkan sejak lama di
Balai Besar Teknologi Pati BPPT, Lampung. Seluruh peralatan pengolahan singkong
ini, merupakan hibah dari pemerintah Jepang tahun 1983 lalu. Gasohol terbuat
dari hasil olahan singkong atau ubi kayu. Jenisnya cukup akrab dikenal
masyarakat, yaitu jenis singkong racun Tanaman ini dipilih karena selain
menanamnya mudah, kadar pati singkong cukup tinggi, 28 sampai 30 persen. Di
panen setelah mencapai usia tanam 9 bulan. Di proyek percontohan ini,
singkong-singkong tersebut diproses menjadi ethanol, hingga kadar alkoholnya
mencapai angka 99,5 % atau bioetanol fuel grade. Selanjutnya dicampur dengan
bensin biasa atau premium, dengan perbandingan bensin 90 persen, etanol 10
persen.
Hasil
campuran bensin dengan bio-etanol inilah yang kemudian diberi nama dengan
gasohol bio-etanol 10% atau disingkat Gasohol Be-10 atau cukup disebut dengan
gasohol. Sebagai aditif atau substitusi bahan bakar otomotif, campuran etanol
fuel grade dengan bensin ini, bisa mencapai angka 20 %, tanpa harus mengubah
mesin yang sudah ada. Dari uji coba yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
keunggulan. Gasohol mengandung oksigen yang membuat pembakaran lebih sempurna
dan lebih ramah lingkungan karena asap pembuangan tidak hitam.
Di
beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Brasil, India, China dan
Thailand, telah menggunakan gasohol sebagai bahan bakar. Rata-rata kandungan bio-etanolnya
sebesar 10persen. Hanya Brasil yang menggunakan 20 persen bio etanol sebagai
campuran. Di Indonesia sendiri, sejak diluncurkan, Menristek mencanangkan
penggunaan gasohol sebagai bahan bakar masih terbatas pada kendaraan dinas
pemerintah. Di Indonesia sendiri, sejak diluncurkan, Menristek mencanangkan
penggunaan gasohol sebagai bahan bakar masih terbatas pada kendaraan dinas
pemerintah
Potensi
alam Indonesia dan kekayaan hayatinya, masih terbuka lebar untuk dikembangkan
menjadi bahan bakar alternatif. Penyediaan bahan baku seperti singkong
misalnya, dapat dilakukan rakyat sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan.
Dan lahan-lahan kosong yang masih banyak dijumpai, dapat termanfaatkan dengan
tepat guna.
Cadangan
sumber energi dalam negeri makin menipis. Selain terancam punah, harga bahan
bakar minyak dari fosil ini tiap tahun selalu naik. Untuk mendukung program
langit biru, sudah saatnya Indonesia memberi perhatian lebih pada pengembangan
sumber energi bahan bakar alternatif dari tanaman yang ramah lingkungan dan
dapat diperbaharui, dengan harapan kelak industri dalam negeri, mampu menjadi
tuan rumah di negerinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar